Senin, 29 April 2019

Pasar Kuliner Ndeso Desa Wisata Lerep

Hari Minggu, 28 April 2019....

Pagi ini warga Dusun Lerep sudah mulai sibuk mempersiapkan masakan dan makanan tradisional yang akan dijual di pasar kuliner ndeso Desa Wisata Lerep.
Seminggu yang lalu, warga sudah mulai mempersiapkan pembuatan gubug atau rumah-rumahan dari bambu yang dipakai untuk tempat berjualan. Setiap RT menampilkan dan menjual makanan tradisional sesuai undian dari panitia. Tak hanya sibuk membuat gubug dari bambu, tetapi para warga juga mulai mempersiapkan perlengkapan yang dipakai untuk berjualan, misalnya gerabah, kendi, mangkok, piring dari tanah liat, dan peralatan lainnya yang berciri khas tradisional dan tempo dulu.

Di era sekarang ini, tentunya kita jarang menemukan makanan tradisional dan alami seperti tempo dulu, yang sering kita jumpai sekarang adalah makanan cepat saji dan banyak pengawet. Nah, dengan adanya pasar kuliner ini, kita kembali diingatkan dan bisa menikmati berbagai macam makanan yang tanpa bahan pengawet, bahan-bahan alami, dan namanya pun unik. Mungkin bagi orang tua yang hidup di desa, nama-nama makanan yang dijual tak asing lagi dan bagi generasi milenial sekarang, tentunya tidak pernah mendengarnya.

Melalui pasar kuliner ndeso ini, para generasi muda sekarang mulai dikenalkan makanan tradisional yang masih alami dan tentunya lebih sehat dan higienis daripada makanan di era sekarang ini. Para warga juga sangat antusias dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan ini dan sebelum jam dua belas daganganpun sudah laris manis terjual habis. Inilah bentuk antusias dan partisipasi para warga yang sangat merindukan nikmatnya makanan era dulu yang alami dan jauh lebih nikmat.



Uniknya lagi, di pasar kuliner ndeso ini para warga yang berjualan tidak diperbolehkan menggunakan bungkus plastik, sterofoam, maupun kardus, jadi sebagai penggantinya mereka memakai daun pisang, daun pohon jati, maupun bungkus yang terbuat dari rotan dan bambu. Selain itu, tempat makananpun tidak dari bahan alumunium, tetapi menggunakan wadah yang berbahan dari tanah liat dan tungku dari kayu untuk memasaknya. Jadi, dalam memasak dan menghangatkan makanan tidak menggunakan kompor. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari pencemaran lingkungan karena sampah-sampah plastik maupun lainnya yang tidak mudah terurai. Dengan adanya go green, diharapkan para warga juga mulai mencintai alam dengan memanfaatkan daun maupun bambu sebagai wadah makanan dan minuman.

Apa saja sih yang dijual di pasar kuliner ini?

1. Sego Iriban 
Sego artinya nasi, nah sego iriban ini dihidangkan dengan lauk ayam ingkung yang dibakar dan lauk lainnya seperti ikan asin, keripik teri, dan sayuran dari daun cikra-cikri atau daun pepaya dan diberi sambal kelapa. Para warga sangat menikmati lezatnya sego iriban.

2. Aneka Bubur
Bubur Candil, bubur suweg, bubur telo pendem. Berbagai macam bubur ini berbahan baku dari umbi-umbian seperti ketela dan suweg. Bubur yang dibuat juga tanpa pengawet karena sebagai pemanis didapat dari gula aren alami.

3. Dawet
Dawet adalah minuman tradisional yang terbuat dari santan, dicampur dengan cendol, maupun bisa dari caonan atau cincau dan sebagai pemanisnya juga berasal dari gula jawa asli. Dawet  bisa dicampur dengan durian atau nangka sebagai penambah aroma.

4. Gablog Pecel
Gablog pecel sering dijumpai di desa. Gablog berasal dari lontong yang diriris dan dinikmati dengan sayuran pecel seperti daun pepaya, daun bayam, kacang panjang, kecambah dan sayuran lainnya dan ditambah dengan sambal kacang dan aneka gorengan. Ini adalah makanan favorit saya.

5. Gethuk 
Gethuk adalah makanan tradisional yang berbahan dasar dari singkong. Gethuk bisa dibuat dengan berbagai macam bentuk sesuai selera dan ditaburi dengan parutan kelapa di atasnya.

6. Krowodan Udan Angin
Krowodan udan angin adalah makanan era dulu dimana saat musin hujan angin, para warga kesulitan untuk mendapatkan beras dan sulit menghasilkan tanaman padi, maka mereka mencari makanan pengganti seperti singkong, umbi-umbian dan kacang tanah. Semua makanan tersebut tidak digoreng tapi dikukus atau direbus sehingga tidak menyebabkan kolesterol. Contohnya pisang kukus, singkong rebus, kimpul atau ubi rebus, kacang rebus, jagung rebus, ketela dan umbi-umbian lainnya.

7. Oblog-oblog
Oblog-oblog adalah sayuran yang terbuat dari kacang tanah, daun singkong, ikan asin atau teri, dan dicampur dengan parutan kelapa muda. Biasanya bisa divariasi dengan sayuran lainnya.

Lebih uniknya lagi, di pasar kuliner ndeso ini kita membelinya dengan cara menukarkan uang dengan biji nangka atau beton senilai 5.000 per biji dan setengah biji senilai 2.500. Selain itu, para penjual juga mengenakan kostum baju lurik, jarik dan caping. Sungguh suasana desa yang sangat dirindukan karena di era sekarang jarang kita jumpai.

Selain menyajikan kuliner ala ndeso, di pasar kuliner ini kita disuguhi dengan hiburan drumblek dan tarian tradisional seperti gambyong dan soyong. Acara ini juga termasuk upaya dalam melestarikan budaya Indonesia dengan tarian tradisional dan kuliner khas daerah Indonesia.

Setelah dagangan kuliner laris manis, acara pasar kuliner ini juga dimeriahkan dengan adanya lomba paduan suara ibu-ibu PKK dengan mengenakan kebaya dalam rangka memperingati Hari Kartini.

 Stand Sego Iriban

 Pembeli menikmati kuliner dengan wadah dari piring tanah liat dan gelas bambu

 Edgar turut berpartisipasi mengenakan baju lurik dan blangkon

 Penjual krowodan udan angin




 Stand Aneka Bubur


Stand Gablog pecel
Antusias para pengunjung

 Hiburan drumblek dan tarian