Di jaman sekarang ini, banyak orang tua yang tergesa-gesa untuk menyekolahkan anaknya di usia terlalu dini (di bawah 4 tahun). Hal tersebut wajar karena sebagian besar orang tua berfikir jika anak disekolahkan di usia lebih muda maka anak akan lebih pintar dan mendapat ilmu lebih cepat daripada anak yang disekolahkan di usia sewajarnya.
Dulu saya sempat bertanya-tanya usia berapa anak saya sebaiknya dimasukkan sekolah? Karena ada beberapa teman-teman dan tetangga saya yang menyekolahkan anaknya di usia 2 tahun. Saya berunding dengan suami dan keluarga, mereka tidak setuju kalau anak saya disekolahkan di usia segitu dengan alasan belum bisa mandiri dan takut kalau bosen di sekolah. Tak puas dengan pendapat keluarga, saya mencoba bertanya dengan teman saya lulusan Psikologi. Menurutnya, usia ideal anak masuk sekolah yaitu sekitar 4-5 tahun karena di usia tersebut anak sudah mulai bisa bersosialisasi dengan baik, bisa pipis sendiri dan mau mendengarkan nasehat orang yang lebih tua.
Setelah saya menanyakan beberapa pendapat orang yang lebih ahli dalam psikologi anak dan membaca artikel, saya akhirnya memutuskan untuk tidak terburu-buru memasukkan anak sekolah di usia yang terlalu dini.
Beberapa alasan untuk tidak memasukkan anak sekolah terlalu dini:
1. Pintar ada waktunya
Pendidikan anak dari 0 - 4 tahun tergantung dari teladan dan pola asuh orang tua. Anak di usia dini lebih suka meniru sikap dan teladan dari orang tua karena mereka lebih dekat dengan orang tua daripada orang lain. Kepintaran seorang anak tergantung dari perasaan. Jika anak bahagia, mendapat kasih sayang dari keluarga, dan bisa bermain dengan teman-temannya, maka kepintaran anak akan muncul secara alami.
sumber: sekolahentrepreneuranak.com
2. Bermain dengan ayah ibu menciptakan kelekatan
Saat bermain dengan orang tuanya, misalnya main peran, petak umpet, dan membuat mainan dari barang bekas lebih mengasyikkan untuk anak-anak daripada bermain dengan mainan yang siap pakai. Hal tersebut bisa menciptakan kedekatan antara anak dan orang tua.
3. Aturan di sekolah yang membuat anak tertekan
Anak usia di bawah 4 atau 5 tahun masih memiliki ego yang tinggi dan butuh perhatian. Mereka akan merasa tertekan dengan adanya aturan-aturan di sekolah, belum lagi ditambah aturan di rumah dari orang tua. Hal tersebut membuat anak merasa pusing dan tertekan. Padahal aturan harus diberikan secara bertahap.
4. Otaknya belum siap
Anak usia dini mudah bosan dan melakukan sesuatu berdasarkan keinginannya. Kita tidak tahu kapan anak mulai bosan dan hilang motivasi belajarnya. Saat kita mengajari anak belajar, baru 15 menit udah bosan dan bilang capek. Hal itu wajar, karena otak anak belum siap. Dengan usianya yang terlalu dini, kita perlu sabar dan memberikannya secara bertahap.
5. Menunjukkan minat untuk sekolah
Jika anak sudah siap untuk sekolah, biasanya menunjukkan sikap minat sekolah. Misalnya, pengen berangkat ke sekolah saat lihat anak lain bersekolah, tidak perlu dipaksa mau atas kemauan sendiri. Minat yang menetap bisa dipertimbangkan untuk memasukkan anak di bangku sekolah.
6. Usia ideal anak masuk sekolah menurut Keputusan Menteri
Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Menteri Agama RI No. 2/ VII/ PB/ 2014 persyaratan calon peserta didik baru pada TK,
berusia 4 - 5 tahun untuk Kelompok A (TK A), usia 5 - 6 tahun untuk TK B.
Jadi, usia tersebut termasuk usia ideal menurut UU dan ahli psikologi.
Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Menteri Agama RI No. 2/ VII/ PB/ 2014 persyaratan calon peserta didik baru pada TK,
berusia 4 - 5 tahun untuk Kelompok A (TK A), usia 5 - 6 tahun untuk TK B.
Jadi, usia tersebut termasuk usia ideal menurut UU dan ahli psikologi.
sumber: sekolahentrepreneuranak.com
Sebagai orang tua kita memiliki peranan penting dalam pendidikan anak. Jadi, alangkah baiknya jika tidak terburu-buru untuk menyekolahkan anak. Kebahagiaan anak yang terpenting, karena perasaan bahagia dan kelekatan dengan orang tua menciptakan kecerdasan dan kepintaran. Ingat, pintar ada waktunya, jangan kita merebut masa kanak-kanak dan kebahagiaan mereka. Sebagai orang tua, kita perlu pengetahuan dan sikap yang bijak dalam memberikan yang terbaik untuk anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar