Jumat, 23 Agustus 2019

Belajar Hidup Sehat dan Bersih Sejak Usia Dini

Di era sekarang ini banyak kita jumpai makanan cepat saji dan banyak diminati di kalangan masyarakat. Bagi anak-anak juga tak asing lagi dengan fried chicken, burger, sosis bakar, hot dog, pizza dan makanan lain sejenisnya. Jajanan ini pastinya sangat disukai anak-anak, tetapi makanan instan tersebut tentunya nilai gizinya tidak lebih baik dari sayuran dan lauk yang dimasak dan diolah sendiri karena makanan yang dimasak sendiri tidak banyak mengandung bahan pengawet. Saat kita membeli jajanan atau makanan di luar, tentunya tak lepas dari bungkus plastik, mika, maupun styrofoam. Nah, efek dari bungkus makanan maupun minuman yang tidak mudah diurai itu bisa mencemari lingkungan dan berdampak negatif bagi kesehatan jika terkena makanan panas. 

Tahukah anda, bahwa plastik mengandung dioctyl phthalate (DOP)? DOP menyimpan zat benzen yaitu suatu zat kimia yang sulit dilumat oleh pencernaan. Bila terkena suhu tinggi, kandungan tersebut dan pigmen warna plastik akan berpindah ke makanan, dan tanpa sadar kita makan. Misalnya gorengan atau jajanan yang masih panas dan langsung dimasukkan di kantong plastik (kresek). Apalagi pewarna plastik biasanya menggunakan zat-zat yang tidak aman. Dan ketahuilah, bahwa semakin bening, jernih, dan bersih plastik tersebut, maka semakin terdapat banyak zat kimia yang berbahaya dan tidak aman bagi kesehatan tubuh. Bahaya styrofoam juga sama dengan bahaya yang dimiliki plastik. Styrofoam lebih reaktif terhadap suhu tinggi.

Bahaya bagi lingkungan adalah styrofoam dan plastik tidak bisa diurai secara alami. Ini dikarenakan kedua barang tersebut merupakan bahan anorganik yang mengandung senyawa kimia berbahaya. Untuk menguraikan limbah ini dibutuhkan kurang lebih 80 tahun agar terurai sempurna. Sekarang ini banyak limbah plastik yang dibuang dari rumah tangga dan setiap hari menghasilkan kurang lebih satu ton limbah plastik tiap minggu. Jumlah tersebut akan terus bertambah disebabkan sifat plastik yang tidak dapat membusuk, tidak menyerap air, tidak terurai secara alami, dan tidak berkarat. Bayangkan, bagaimana susahnya anak cucu kita yang menerima ketidakpedulian kita pada hal ini. Terlebih lagi akan berdampak pencemaran lingkungan bahkan banjir.

Sekarang banyak supermarket yang menawarkan untuk berbelanja tanpa menggunakan bungkus plastik dan diharapkan konsumen membawa tas sendiri untuk membawa barang belanjaan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik. Saat ini juga banyak perusahaan yang menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan memiliki sertifikat green label. Nah, sebagai salah satu bentuk kepedulian lingkungan dimulai dari diri sendiri dan bisa diterapkan pada anak-anak sejak usia dini. 

Anak-anak sejak dini mulai dibiasakan dan belajar untuk membawa bekal makanan masakan rumah dan tanpa dibungkus plastik. Bekal makanan dan minuman bisa disiasati dengan menggunakan tempat makan (lunch box) yang bisa dicuci dan dipakai berulang-ulang dengan kode PP 5 dan tempat minum tumbler sehingga tempat makan dan minum berbahan aman untuk kesehatan bisa dipakai sebagai pengganti bungkus plastik atau styrofoam. Jika ada kuliner yang menyajikan makanan atau minuman dari bungkus daun ataupun batok kelapa tentunya lebih baik dan bisa menerapkan go green.

Sejak usia dini, anak-anak dibiasakan membawa bekal nasi dan sayur. Kali ini di TK St. Theresia setiap hari kamis diwajibkan membawa menu sayur dan lauk yang sama semua sesuai jadwal, untuk hari lain bebas tapi tentunya diusahakan juga membawa bekal nasi dan sayur. Mungkin yang biasanya di rumah tidak suka sayur dan buah sehingga orang tua harus membujuk dan merayunya agar doyan sayur dan buah, nah di sekolah saat membawa bekal sayur dan buah pastinya anak-anak mau tidak mau harus memakannya karena kalau tidak habis katanya bunda tidak boleh pulang..hehe. Selain itu, saat makan bersama teman-temannya akan terasa lebih nikmat dan bisa saling bertukar makanan. Dalam mempersiapkan bekal si kecil tentunya agak repot saat pagi-pagi juga persiapan berangkat kerja, tetapi masakan yang dimasak mama nya enak gak enak pastinya anak akan lebih senang karena mama nya sudah perhatian dan sengaja mempersiapkan bekalnya sendiri dan yang terpenting masakan rumah lebih higienis dan bersih karena jika membeli jajan di luar kita tidak tahu kebersihannya.

makan bersama teman-teman di sekolah tanpa sampah plastik

 
menu makanan sayur ca brokoli dan perkedel kentang



 
anak-anak terlihat ceria saat makan bersama teman-temannya
jajanan kuliner dengan bungkus daun dan batok kelapa

kuliner tanpa bungkus plastik

Selain membiasakan hidup sehat, tentunya kebersihan juga sangat penting. Hal kecil yang bisa diterapkan untuk anak adalah saat membuang sampah harus pada tempatnya karena jika dibuang sembarangan akan menyebabkan banjir. Tentunya pola pikir demikian akan diingat anak sehingga saat temannya yang lain membuang sampah sembarangan pastinya secara refleks anak akan menegurnya karena pengajaran yang diterapkan sejak dini. Di rumahpun pastinya anak-anak akan penasaran dan ingin membantu mencuci piring, mengepel dan menyapu. Hal tersebut jangan dilarang, biarkan anak terbiasa sejak kecil sehingga saat dewasa tidak tergantung dengan orang lain dan nantinya tidak kaget saat bersekolah di asrama maupun di luar kota karena sudah terbiasa mandiri dari hal kecil dan tidak terlalu bergantung dengan orang tuanya.

Setiap hari jumat, di sekolah anak-anak diajak bersih-bersih halaman sekolah. Hal tersebut mengajarkan anak untuk terbiasa hidup bersih dan belajar bersama-sama memelihara lingkungan agar tetap terjaga kebersihannya. Ini tentunya akan membuat anak merasa senang dan akan terbiasa dilakukan juga di rumah tanpa perlu dipaksa orang tua.

kegiatan jumat bersih


Sekarang tentunya setelah tahu dampak negatif dari plastik, styrofoam dan makanan cepat saji yang serba instan pastinya kita lebih memilih membiasakan anak-anak untuk makan makanan sehat tanpa pembungkus yang mencemari lingkungan. Tak harus ke restoran cepat saji saat mau menikmati kuliner, tetapi kita bisa membiasakan mengkonsumsi kuliner yang sehat. Tanpa kita sadari orang jaman dulu lebih sehat dan kuat karena mereka memanfaatkan alam sebagai sumber makanan dan tentunya tak berbahan pengawet sehingga tidak berdampak negatif bagi kesehatan.

Setiap Sabtu, anak-anak makan bersama di kelas dan kali ini mereka menikmati makanan di atas daun pisang dan tentunya ini terasa lebih berbeda dan nikmat karena bersama-sama seperti acara syukuran di desa atau istilahnya bancaan. Ternyata anak-anak lebih menikmati makanan di atas daun pisang lho karena makanan mereka habis dan bahkan minta nambah lagi..hehe.
Mulai sekarang bisa kita terapkan hidup sehat dan bersih untuk anak sejak usia dini tanpa sampah plastik, styrofoam dan kurangi fast food maupun junk food demi generasi dan masa depan anak.



keceriaan anak-anak saat makan bersama di atas daun pisang





Selasa, 20 Agustus 2019

Semangat di Bulan Agustus

Kegiatan efektif belajar mengajar dimulai di bulan Agustus. Anak-anak mulai menyiapkan diri dalam menghadapi pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler pun sudah dimulai. Pembelajaran yang menarik dan kreatif membuat anak-anak bersemangat dan antusias dalam belajar. 

Di bulan ini, selain di sentra persiapan, anak-anak mulai belajar di kelas IT, seni, peran dan balok. Di Sentra Seni, anak-anak belajar membuat bingkai foto dan bentuk orang dari botol minuman bekas. Di kelas Elang ini sangat kompak karena di saat teman lainnya ada yang lupa membawa perlengkapan, teman yang membawa perlengkapan lebih dari satu saling berbagi sehingga dalam satu kelas bisa saling melengkapi. Inilah yang bisa mengajarkan anak-anak untuk saling berbagi dengan temannya. Nah, selain itu, anak-anak diajarkan mengenal berbagai rasa makanan, seperti asam, gula, garam, cabai, pare yang pahit, dan jenis makanan lainnya yang memiliki ciri khas rasa. 

Edgar mencicipi apa ini ya??
Sasa mencoba pare yang pahit

teman-teman lainnya penasaran dengan ekspresi temannya



menebak makanan sambil tutup mata
Nah, di bulan Agustus ini, anak-anak pastinya menantikan lomba dalam rangka memperingati HUT RI. Lomba Agustusan ini tentunya membuat anak-anak senang dan bersemangat. Tak hanya di lingkungan RT, tetapi di sekolah juga diselenggarakan lomba HUT RI. Di sini, anak-anak bisa belajar mandiri dengan mengikuti lomba memakai kaos kaki dan sepatu, memakai kemeja sendiri dan menyusun menara dari gelas plastik. Tentunya bukan masalah menang kalah, tapi anak-anak sangat senang bisa ikut berpartisipasi. Tentunya lomba-lomba ini mengajarkan anak-anak untuk lebih mandiri dan bisa bekerja sama dalam tim.

lomba memakai kaos kaki dan sepatu


menyusun menara dari gelas plastik

lomba mengenakan baju / kemeja

Antusias anak-anak dalam mengikuti lomba

Tak hanya anak-anak yang mengikuti lomba, para guru juga berpartisipasi dalam mengisi HUT Kemerdekaan RI. Sayangnya kegiatan lomba yang diikuti ayah dan bunda tidak dilihat anak-anak. Jika anak-anak melihat pastinya mereka akan tertawa dan sangat senang bisa meramaikan dan menjadi suporter ayah dan bunda-bundanya..hehe



Selain itu, anak-anak juga bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekskul seperti paduan suara, drum band, tari, dan renang bisa menumbuhkan rasa percaya diri anak dan menunjukkan bakat mereka. Selain kegiatan belajar formal di kelas, anak-anak juga bisa mengikuti kegiatan yang menyenangkan di bersama teman-temannya melalui ekstrakurikuler ini.

ekstrakurikuler renang


senangnya bisa berenang bersama teman-teman


Anak-anak sangat senang saat mengikuti ekstrakurikuler renang karena mereka bisa bermain-main air sambil bercanda bersama teman-temannya dan membuat cuaca panas menjadi segar saat bermain air.



Berlatih menyanyi bersama Miss Grace


Di bulan Agustus yang identik dengan semangat kemerdekaan ini, anak-anak juga bersemangat dalam belajar dan siap menjadi penerus bangsa yang memiliki masa depan cemerlang.

Kamis, 01 Agustus 2019

Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (GERNASBAKU)

Di era digital dan modern saat ini, anak-anak tak asing lagi dengan teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan era dimana kita dulu saat masa anak-anak. Gadget sudah menjadi barang yang familiar bagi anak-anak saat ini dan ada beberapa anak yang sengaja dibelikan gadget oleh orang tuanya tanpa menyadari efek samping dari penggunaan yang berlebihan. Sebagai orang tua, tentunya kita harus pintar-pintar mengatur waktu dan kapan sebaiknya anak mulai dibelikan HP sendiri. Nah, sebagai pengalihan agar anak tidak sering bermain HP, tentunya interaksi orang tua sangatlah penting. 

Membacakan buku cerita atau dongeng sudah menjadi tradisi orang jaman dahulu. Kebiasaan tersebut tentunya bisa terus diterapkan sampai saat ini karena dengan membaca, kita bisa mengetahui apa yang tidak kita ketahui sebelumnya. Bagi anak usia dini yang belum bisa membaca lancar bukanlah kendala untuk mereka mengetahui isi buku dan pengetahuan yang ada di dalam buku. Orang tua bisa menceritakan isi buku ataupun memperlihatkan gambar-gambar yang ada di buku sehingga anak memiliki imajinasi saat dibacakan buku oleh orang tua. Anak-anak lebih menyukai buku yang bergambar dan berwarna, misalnya buku cerita binatang, dongeng, ataupun majalah anak yang memiliki banyak gambar menarik. 

Setiap malam saat saya membacakan Alkitab untuk anak, saya berusaha bercerita dari Alkitab bergambar karena anak lebih bisa mengerti saat melihat ilustrasi gambar daripada harus melihat tulisan tanpa bisa membayangkan apa isi dari cerita yang telah disampaikan. Saat pertama anak sudah tertarik dulu dengan Alkitab bergambar, sehingga mendorong anak untuk menyukai cerita firman yang ada di Alkitab tersebut. Demikian juga untuk menarik perhatian si anak, buku bergambar dan berwarna akan menarik perhatian si anak untuk mengetahui lebih lagi tentang isinya.

Pada tanggal 27 Juli 2019, TK Santa Theresia mengadakan acara Gernasbaku atau Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku. Acara ini sangatlah menarik dan penting karena dihimbau orang tua untuk selalu membacakan buku bagi anak karena hal tersebut membuat anak lebih dekat dengan orang tua dan tentunya menambah ilmu bagi anak. Setelah semua orang tua membacakan buku pada anak masing-masing, kegiatan selanjutnya diisi dengan membuat buku bersama. Jadi orang tua dan anak bekerja sama untuk menggambar dan mewarnai bersama-sama disertai dengan cerita dan nantinya buku buatan tersebut akan dibacakan atau diceritakan anak di depan teman-temannya.

anak-anak mendengarkan cerita temannya
acara Gernasbaku di sekolah

anak-anak belajar bercerita di depan

membacakan cerita naik bus dan kereta api di depan teman-temannya



Dengan adanya kegiatan ini, anak-anak belajar untuk bercerita di depan umum dan mengembangkan rasa percaya diri anak untuk mengemukakan pendapat dengan diawali bercerita di depan teman-teman sekelasnya. Mereka sebelumnya sudah berlatih dari cerita yang disampaikan dari orang tuanya, kemudian mereka membagikan cerita tersebut di depan teman-temannya. Meskipun hanya sebentar tetapi hal tersebut membuat anak merasa bangga dan senang bisa berbicara sendiri di depan, apalagi teman-temannya juga memperhatikan dan antusias dengan cerita yang disampaikan temannya di depan.

Ayo cerdaskan anak-anak kita dengan membacakan buku!!