Di era sekarang ini banyak kita jumpai makanan cepat saji dan banyak diminati di kalangan masyarakat. Bagi anak-anak juga tak asing lagi dengan fried chicken, burger, sosis bakar, hot dog, pizza dan makanan lain sejenisnya. Jajanan ini pastinya sangat disukai anak-anak, tetapi makanan instan tersebut tentunya nilai gizinya tidak lebih baik dari sayuran dan lauk yang dimasak dan diolah sendiri karena makanan yang dimasak sendiri tidak banyak mengandung bahan pengawet. Saat kita membeli jajanan atau makanan di luar, tentunya tak lepas dari bungkus plastik, mika, maupun styrofoam. Nah, efek dari bungkus makanan maupun minuman yang tidak mudah diurai itu bisa mencemari lingkungan dan berdampak negatif bagi kesehatan jika terkena makanan panas.
Tahukah anda, bahwa plastik mengandung dioctyl phthalate (DOP)? DOP menyimpan zat benzen
yaitu suatu zat kimia yang sulit dilumat oleh pencernaan. Bila terkena suhu tinggi, kandungan tersebut
dan pigmen warna plastik akan berpindah ke makanan, dan tanpa sadar kita
makan. Misalnya gorengan atau jajanan yang masih panas dan langsung dimasukkan di
kantong plastik (kresek). Apalagi pewarna plastik biasanya
menggunakan zat-zat yang tidak aman. Dan ketahuilah, bahwa semakin
bening, jernih,
dan bersih plastik tersebut, maka semakin terdapat banyak zat kimia
yang berbahaya dan tidak aman bagi kesehatan tubuh. Bahaya styrofoam
juga sama dengan bahaya yang dimiliki plastik. Styrofoam lebih reaktif
terhadap suhu tinggi.
Bahaya
bagi lingkungan adalah styrofoam dan plastik tidak bisa diurai secara
alami. Ini dikarenakan kedua barang tersebut merupakan bahan anorganik
yang mengandung senyawa kimia berbahaya. Untuk menguraikan limbah ini
dibutuhkan kurang lebih 80 tahun agar terurai sempurna. Sekarang ini banyak limbah plastik yang dibuang dari rumah tangga dan setiap hari
menghasilkan kurang lebih satu ton limbah plastik tiap minggu. Jumlah
tersebut akan terus bertambah disebabkan sifat plastik yang tidak dapat
membusuk, tidak menyerap air, tidak terurai secara alami, dan tidak
berkarat. Bayangkan, bagaimana susahnya anak cucu kita yang menerima
ketidakpedulian kita pada hal ini. Terlebih lagi akan berdampak pencemaran lingkungan bahkan banjir.
Sekarang banyak supermarket yang menawarkan untuk berbelanja tanpa menggunakan bungkus plastik dan diharapkan konsumen membawa tas sendiri untuk membawa barang belanjaan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik. Saat ini juga banyak perusahaan yang menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan memiliki sertifikat green label. Nah, sebagai salah satu bentuk kepedulian lingkungan dimulai dari diri sendiri dan bisa diterapkan pada anak-anak sejak usia dini.
Anak-anak sejak dini mulai dibiasakan dan belajar untuk membawa bekal makanan masakan rumah dan tanpa dibungkus plastik. Bekal makanan dan minuman bisa disiasati dengan menggunakan tempat makan (lunch box) yang bisa dicuci dan dipakai berulang-ulang dengan kode PP 5 dan tempat minum tumbler sehingga tempat makan dan minum berbahan aman untuk kesehatan bisa dipakai sebagai pengganti bungkus plastik atau styrofoam. Jika ada kuliner yang menyajikan makanan atau minuman dari bungkus daun ataupun batok kelapa tentunya lebih baik dan bisa menerapkan go green.
Sejak usia dini, anak-anak dibiasakan membawa bekal nasi dan sayur. Kali ini di TK St. Theresia setiap hari kamis diwajibkan membawa menu sayur dan lauk yang sama semua sesuai jadwal, untuk hari lain bebas tapi tentunya diusahakan juga membawa bekal nasi dan sayur. Mungkin yang biasanya di rumah tidak suka sayur dan buah sehingga orang tua harus membujuk dan merayunya agar doyan sayur dan buah, nah di sekolah saat membawa bekal sayur dan buah pastinya anak-anak mau tidak mau harus memakannya karena kalau tidak habis katanya bunda tidak boleh pulang..hehe. Selain itu, saat makan bersama teman-temannya akan terasa lebih nikmat dan bisa saling bertukar makanan. Dalam mempersiapkan bekal si kecil tentunya agak repot saat pagi-pagi juga persiapan berangkat kerja, tetapi masakan yang dimasak mama nya enak gak enak pastinya anak akan lebih senang karena mama nya sudah perhatian dan sengaja mempersiapkan bekalnya sendiri dan yang terpenting masakan rumah lebih higienis dan bersih karena jika membeli jajan di luar kita tidak tahu kebersihannya.
makan bersama teman-teman di sekolah tanpa sampah plastik |
kuliner tanpa bungkus plastik |
Selain membiasakan hidup sehat, tentunya kebersihan juga sangat penting. Hal kecil yang bisa diterapkan untuk anak adalah saat membuang sampah harus pada tempatnya karena jika dibuang sembarangan akan menyebabkan banjir. Tentunya pola pikir demikian akan diingat anak sehingga saat temannya yang lain membuang sampah sembarangan pastinya secara refleks anak akan menegurnya karena pengajaran yang diterapkan sejak dini. Di rumahpun pastinya anak-anak akan penasaran dan ingin membantu mencuci piring, mengepel dan menyapu. Hal tersebut jangan dilarang, biarkan anak terbiasa sejak kecil sehingga saat dewasa tidak tergantung dengan orang lain dan nantinya tidak kaget saat bersekolah di asrama maupun di luar kota karena sudah terbiasa mandiri dari hal kecil dan tidak terlalu bergantung dengan orang tuanya.
Setiap hari jumat, di sekolah anak-anak diajak bersih-bersih halaman sekolah. Hal tersebut mengajarkan anak untuk terbiasa hidup bersih dan belajar bersama-sama memelihara lingkungan agar tetap terjaga kebersihannya. Ini tentunya akan membuat anak merasa senang dan akan terbiasa dilakukan juga di rumah tanpa perlu dipaksa orang tua.
kegiatan jumat bersih |
Sekarang tentunya setelah tahu dampak negatif dari plastik, styrofoam dan makanan cepat saji yang serba instan pastinya kita lebih memilih membiasakan anak-anak untuk makan makanan sehat tanpa pembungkus yang mencemari lingkungan. Tak harus ke restoran cepat saji saat mau menikmati kuliner, tetapi kita bisa membiasakan mengkonsumsi kuliner yang sehat. Tanpa kita sadari orang jaman dulu lebih sehat dan kuat karena mereka memanfaatkan alam sebagai sumber makanan dan tentunya tak berbahan pengawet sehingga tidak berdampak negatif bagi kesehatan.
Setiap Sabtu, anak-anak makan bersama di kelas dan kali ini mereka menikmati makanan di atas daun pisang dan tentunya ini terasa lebih berbeda dan nikmat karena bersama-sama seperti acara syukuran di desa atau istilahnya bancaan. Ternyata anak-anak lebih menikmati makanan di atas daun pisang lho karena makanan mereka habis dan bahkan minta nambah lagi..hehe.
Mulai sekarang bisa kita terapkan hidup sehat dan bersih untuk anak sejak usia dini tanpa sampah plastik, styrofoam dan kurangi fast food maupun junk food demi generasi dan masa depan anak.
keceriaan anak-anak saat makan bersama di atas daun pisang |